Monday, November 27, 2017

7 Hal Ini Membuat Orang Papua Rantauan Jengkel Tapi Pura-Pura Yoii

1. Bukanlah masalah bagi orang Papua tentang Koteka dan Sali, namun sebaliknya, seakan masalah buatku

 Mengenakan pakaian adat Koteka dan Sali- Via: Facebook.com/DidimusMabel

Yang dari kota besar bilang di Papua masih pake koteka yea? Lalu dari Papua, “Apakah di kotamu dulu tidak punya budaya, hayo”… ? Garuk-garuk kepala…. Mungkin budaku dibawa oleh waktu hehe… Manusia tanpa pakaian atau penutup badan di zaman sekarang yang pastinya semua pada gila bro, masih saja ada yang berpandagan konyol dizaman modern sekarang ini. Yeaa, seperti beginilah Pertanyaan-pertanyaan yang sering didengar oleh orang Papua, bahwa “apakah orang Papua masih pakai Koteka dan Sally, dan tidak kedinginan”? Hmm… hanya perlu diketahui bersama bahwa memang orang Papua itu masih menggunakan pakaian adat Koteka dan Sally, namun hanya 5% bro. karena orang-orang tertua saja yang masih pakai. Alasanya, ya tidak begitu mudah untuk menerima modernisasi, tidak mau melepaskan begitu saja dan tidak mau kehilangan kebudayaan. Itulah yang sering dipikirkan orang-orang tertua di Papua. Dan 95% orang Papua tidak seperti yang dipikirkan non Papua. Begitupula soal kedinginan, ia emang dingin, bagi yang belum terbiasa, tetapi bagi yang sudah terbiasa ya biasa sajakan?

2. Tetangga tanya, Mas kamu Umurnya pasti 30an yaa,,? tidak bu masih 23 Tahun.

 
Foto Facebook Ayob Tabuni

Mungkin seperti kebanyakan Artikel-artikel tentang kesukaan Wanita pada Lelaki, katanlah Pria memiliki kumis dan jenggot itu Lelaki bangat bagi kaum hawa, itu mungkin alasan tetangga tertarik kali hehe… rumput tetangga lebih hijau om, macam begitu. Begitu pula sering ditanyakan kepada anak Papua ketika bertemu, pertanyaan dan sapaan yang sering didengar anak Papua adalah seperti Pak, Kakak, Om, dan Pace. Masalahnya, seakan orang Papua itu lebih tua dari semua penyapa atau penanya, mustinya tidak harus dengan kata-kata ini jika belum kenal to bro., coba tanyakan dululah status dan umurnya, barulah boleh berkata dengan kalimat- kalimat diatas tadi. Supaya tidak jadi seperti yang ini ni, seketika ditanya umur kamu berapa? ketika dijawab langsung kaget si penanya, loh kok bisa, bodimu gede, punya kumis + jenggot kok umur kamu masih mudah si? Huff tapi saya bukan kingkong yea, herankan?. Lagian malas terlihat pucuk juga bro hehe… makanya jangan lihat dari sisi luarnya saja tentang orang Papua, coba cari tahu dulu barulah anda akan tahu.

3. Mungkin karena lagunya Edo, surga kecil jatuh ke bumi, plus ada tambang emas raksasa lagi
Freeport dan Alam Papua – via: google

Oh, jadi karena surga kecil yang jatuh ke bumi dan ada tambang emas terbesar di dunia, hm yea memang benar kalau Papua itu surga dunia dengan kekayaan alam, berbagai macam budaya, suku, bahasa dan pemandangan alamnya yang begitu indah. Dengan adanya PT. Freeport Indonesia di tanah Papua, sering beranggapan bahwa semua orang Papua itu Kaya-raya, emang orang Papua itu Kaya-raya yang berasal dari hongkong tanta. Sasaranya mahasiswa Papua lagi, jika ditanya tentang kekayaan bahwa orang Papua itu “Kaya raya banyak berduit ya”? Yang musti tidak demikian. Kita tahu bersama bahwa PT. FI itu milik perusahaan orang asing, punya Amerika juga milik Indonesia sebagian tulang rusuknya, apalagi orang Papua tahunya hanya hak warisan dan hak ulayat tanah saja, bukan PT. FInya. Jadi artinya salah urat mungkin, O ia terimakasih sudah bertanya, orang Papua tahunya ada manusia gali tanah dan banyak Perusahaan disana namun tidak tahu setelah dikuras “Mau dibawah kemana”? mungkin hanya Armada Band yang tahu.

4. Seandainya saya di Papua pasti dalam 1 jam semuanya beres, dan tidak merepotkan
Image result for tabungan Bank papua
Ilustrasi BANK PAPUA via (Geogle)

Sambil keluar setelah ditolak dari kantor Bank Uang urus buku rekening yang tak dapat terjadi itu, seandainya saja ini di Papua pulang pasti bisa cari makan, kalau ke kos huff… bukan hanya makan, yang lainnya macam-macam itu bikin street ditambah buku rekering dan ATM tidak bisa dibuat di disini (Jawa) streetnya sampai demam, untuk tidak ledak di area parkir, ya astaga… Sudah dari sananya ada Bhineka Tunggal Ika, yang artinya berbeda-beda namun tetap satu, Indonesia dari Sabang-Merauke, namun bagi orang Papua di luar Papua macamnya orang Aring. Urusan mempunyai Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat ijin tinggal sementara, buku rekening Bank itu sangat mustahil orang Papua memiliki KTP Jawa, kecuali hanya bisa diberikan surat ijin tinggal sementara, itupun harus ada syaratnya “siapkan Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)” namun terkadang dikasih dan terkadang tidak, dengan alasan ini dan itu. Yang anehnya non Papua bebas membuat KTP di Papua dan tinggal memiliki rumah dengan mudah saja seenaknya tetapi di luar Papua tidak bisa demikian. Sama hal dengan berurusan di Bank, orang Papua tidak bisa memiliki buku rekening Bank dan ATM, kecuali harus dibawa dari Papua, bukankah Papua juga Indonesia, Pak Luhut B. Panjaitan dan Pak Ali Murtopo?

5. Sejak TK dan SD anak Papua diajarkan peta Indonesia untuk menghapal Mati-matian tetapi yang waras disini binggung?
 Image result for anak SD  Papua diajarkan peta Indonesia
Anak-anak Papua Via: google

Cinta datang dan pergi begitu saja, yea begitulah kita sering akan menjumpai orang-orang yang akan bertanya kepada kita saat kita berada dimana saja tanpa tak terduga. Saat-saat pertemuan indah itulah hal-hal konyol dan romantis akan kita mendengar dari orang-orang yang waras-waras mengajarkan untuk menghapal peta Indonesia Mati-matian itu, ternyata begini, sering tanya asal kepada orang Papua . Ada beberapa alamat yang sering didengar oleh mahasiswa Papua. seperti ini, sampean dari Irianya atau Papuanya, sampean dari Jayapuranya atau Papuanya, sampean dari Ambon, NTT atau Papua? Konyol bagi orang Papua yang dirantauan. Mami emang tidak salah, memang kalau dilihat dari wajah kulit orang Papua kadang beda-bedah, tetapi tidak ada yang seperti orang Ambon dan NTT. Dan ini orang Papua sebenarnya, Ada yang kulit cokelat rambut gondrong, Kulit hitam manis rambut gondorong, Kulit cokelat kriting, Kulit hitam Manis kriting dan sebutan nama daerah juga kedengaran aneh, seperti orang dari hutan tatapi maklumi saja, oh mungkin petahnya habis dibawah ke Papua?

6. Ternyata gagal paham, mungkin lain kali hanya toko jadi pilihan untuk belanja
Related image
Ilustrasi Belanja Via (Geogle)

Namanya juga manusia, hanya pemilik lagu Seurieus yang tahu, jikalau “Rocker Juga Manusia” Yea pastilah, Belanja yang pastinya diperlukan apapun itu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari untuk melengkapi dimana barang yang dubutuhkan. Begitulah, namun yang dialami oleh orang Papua saat ketika ingin belanja, apa saja itu belanjaan atau menyewa barang tertentu, seketika membeli barang harga barang itu sudah beda bukan lagi sesuai standar harga namun lebih mahal dua atau tiga kali lipat dari harga seharusnya, kecuali belanja di Mall atau Toko-toko resmi yang sudah tertera harganya pada barang jualan tersebut. Tetapi jika diluar dari Toko-toko resmi itulah yang sering dialami oleh orang Papua di rantauan, dengan satu hal pemikiran bahwa “orang Papua itu banyak duitnya” atau karena orang asing tetapi tidak sebenarnya, hanya kebiasaan hidup yang membuat berangapan atau menilai orang Papua seola-olah banyak duit dan pandangan ini sangat salah, ataukah si Rocker lebih dari dari manusia?

7. Karena ada tulisan diterima Kos-kosan jadinya langsung tancap kesana
 
Ilustrasi Kos Via (Geogle)

Ternyata terlihat manusia yang berbeda, seperti manusia alien saja, Lagi-lagi macam tak henti dari masalah sial, masalah yang satu ini kita mustinya akan mencari tempat tinggal kos-kosan atau kontrakan ketika di awal ingin kuliah maupun sudah beranjak ke semester atas. Dan ini yang sering dialami oleh mahasiswa Papua, ketika mencari Kos-kosan dan kontrakan. Saat Jalan-jalan dan beraktivitas seperti biasanya sering menyumpai atau melihat spanduk yang bertuliskan “Rumah di Kontrakan atau Menerima Kos-kosan putra atau putri”. Saat mencari kontrakan atau Kos-kosan, terkadang akan langsung menuju kesana ditempat yang ada bertuliskan spanduk tersebut, namun ini jawaban yang sering diutarakan oleh pemilik rumah, Maaf ! Rumah sudah dikontrakan atau Kos-kosan sudah penuh, padahal nyatanya tidak. Satu hal lagi, jika orang Papua yang akan diterima berarti harga terkadang agak mahal dari seharusnya dan pengaturan penghunipun sangat banyak dibuat oleh pemilik rumah. Oo… saya lupa kalau saya manusia alien hehe…. 

Begitulah 7 hal sering terjadi dan dikata pada orang Papua saat di rantauan. Tidak sulit, tidak binggung atau sengaja membinggungkan juga.

Artikel ini Ditulis Oleh Ayob Tabuni Mahasiswa Papua Kuliah Di Malang (Jawa timur)





No comments: