Friday, November 10, 2017

Orang Pegunungan Tengah Papua, Boleh Menikah Hanya Dengan Marga Wita dan Waya

ini pembahasan yang menarik, artikel saya kali ini tentang, “orang pegunungan Tengah Papua Boleh Menikah Hanya Dengan Marga Wita dan Waya saja”, kenapa demikian? dari zaman dahulu memang seperti ini, tetapi selain daerah pegunungan tengah maupun daerah luar Papua apakah sama atau tidak dan itu belum bisa dipastikan disini.
Untuk itu mari kita simak bersama bahwa apa yang dimaksud dengan boleh menikah jika Wita dan Waya saja?
Di daerah pegunungan Papua, Marga kelompok Wita hanya boleh menikah dengan marga kelompok Waya. Itu sudah aturan adat dan budaya dari nenek moyang daerah pegunungan tengah Papua, tetapi yang lain di daerah pesisir apakah ada atau tidak belum bisa pastikan nanti salah jalur hehe. Dan hal ini sampai sekarang juga tidak boleh ada yang melanggar aturan ini, jika dilanggar, tidak akan di restujui dari keluarga atau akan ada musibah sebagai konsekuensinya.
Aturan ini sebenarnya sedikit mempersempit ruang gerak-gerik anak-anak muda dalam memilih pasangan, karena harus berusaha mengetahui kelompok marga Wita atau Waya terlebih dahulu sebelum berkeinginan untuk mengenal lebih dalam bahkan menjadikan kekasih, harus sudah mengetahui lebih dulu marga dan asal muasal marga keluarganya barulah nanti boleh berkenalan untuk menjadikan kekasih atau pujaan hati.
Sebelum kita melanjutkan, pasti anda bertanya-tanya apa yang dimaksud atau yang dibahas Marga Wita dan Waya ini? Untuk anda yang belum mengetahui
Cinta dari Wamena 3
Ilustrasi foto: Film Cinta dari Wamena – danieldokter.wordpress.com

Salah satu contoh saja, ketika itu ada seorang anak gunung Papua yang berpacaran dengan seorang cewe cantik dari luar pegunungan, mereka bertemu dan lelaki ini berkata kepada pacarnya si cewe ini, apakah nama dibelakangmu itu nama dari marga keluarga atau nama belakang marga ayahmu?, si cewe menjawab, tidak demikian, nama belakang saya itu nama kejadian saat saya dilahirkan atau nama dari nenek moyang dahulu seperti nama nenek tete dan lain sebagainya bukan marga keturunan. Kemudian si cowo ini membalas, kalau kami beda, memang nama kejadian nama dari nenek moyang juga ada namun itu nama depan tetapi nama belakang harus dengan nama marga dari keturunan keluarga dari nama belakang ayah saya seperti sekarang ini, misalkan saya marga Wandikbo dan anak sayapun akan menempati nama belakang Wandikbo juga, berarti itu marga turunan kelurga saya atau dari nama belakang ayah saya, nah wandikbo ini masuk dalam golongan nama besar marga Wita bukan Waya.
Pembahasan selanjutnya adalah marga apa saja yang masuk dalam golongan marga Wita dan Waya, karena nama Wita dan Waya adalah dari sekian banyak marga digolongkan menjadi dua saja sebagai nama besar untuk memudahkan golongan-golongan nama marga yang begitu banyak dipegunungan.
Ok kita melanjutkan lagi, kalau kelompok marga sama berarti kasihan tidak bisa paksa untuk menikah meskipun anda benar-benar mencintai, karena anda berada dipihak yang sama, artinya marga sama, jika anda menikapun karena paksa atau takdir cinta, anda akan selalu berada dipojokan cerita orang dan pasti anda jatuh dalam hukum karma dari nenek moyang atau anda akan terkutuk dari keluarga besar anda. Juga jika menikah sesama klen yang termasuk waya ataupun wita dianggap menikahi saudara (Pawi). Konon sebelum injil masuk mereka yang berzinah sesama klen waya ataupun wita dikucilkan bahkan dibunuh karena melanggar aturan dan dianggap akan membawa musibah, termasuk di dalam budaya Yali-Hubula perkawinanpun diatur antara klen wita dan waya. Maka dari itulah anda harus memiliki pasangan yang berbedah marga atau marga musuh dari pasangan anda seperti pembahasan marga diatas, hanya Wita yang bisa menikah dengan Waya tidak bisa sesama Wita dan Wita atau Waya dan Waya.
 Cinta dari Wamena 2
Ilustrasi – foto: Film Cinta dari Wamena – danieldokter.wordpress.com

Jikalau anda memiliki pasangan marga yang sama lebih baik cari yang lain saja. Meskipun pilihan sedikit dan terbatas, Ada pasangan yang menikah sesama marga dan berkeluarga, beranak cucu, mereka selalu dipandang rendah dan masalah lain seperti hukuman dan kutukan selalu bersama di kehidupan mereka, penulis berani berkata demikian karena penulis anak putera daerah pegunungan Papua dan musti mengetahui hal ini. Jika ada yang katakan sama saja berarti anda bukan orang adat atau orang gunung.
Begitulah fenomena menarik antara kelompok marga Wita – Waya, fenomena ini juga berpengaruh dalam hubungan keluarga dan persaudaraan dari yang kandung sampai yang saudara jauh sekali tetap sangat kuat di daerah pegunungan.
Oleh karena itu, orang pegunungan Papua ketika melakukan kegiatan atau acara saat minta bantuan dana, persoalan maskawin atau berurusan masalah dll. itu bisa mengumpulkan sesampai ratusan Juta rupiah, karena persaudaraan yang terlalu kokoh.

Baik pembahasan selanjutnya, sesuai janji saya diatas, kita akan bahas dengan marga apa saja yang masuk dalam golongan marga Wita dan Waya. Jika kita hanya membahas Wita dan Waya saja tidak menarik, karena kita tidak paham apa itu yang dimaksud Wita dan Waya maka sampai orang gunung Papua biasa demikian?
Wita – Waya adalah nama besar golongan dari berbagai macam nama marga, antara musuh atau tidak, musuh bukan dalam masalah atau dalam perang tetapi musuh dalam perkawinan orang gunung Papua dan persaudaraan. Hal ini tidak dapat dihapuskan karena sudah menjadi hukum karma dalam kebudayaan orang gunung Papua.
Dan inilah Marga-marga yang masuk diantara Wita dan Waya.
Wita – Marga yang tergolong masuk dalam nama besar Wita adalah seperti suku atau klen, Hisage, Wetipo, Kossay, Marian, Mabel, Itlay, Asso, Halitopo. Wilil, Wamu, Hesegem, Hisage, Kurisi,Wantik, Wandikbo, Gombo, Medlama, Aud, Holago, Komba, Wenda, Yikwa, Yigibalom, Enumbi dll. dan yang tidak disebutkan.
Waya – Marga yang tergolong masuk dalam nama besar Waya adalah seperti suku atau klen Halitopo, Hesegem Matuan, Elokpere, Hubi, Oagai, Wetapo, Lokobal, Elosak, Doga, Ginia, Kilungga, Kenelak, Uaga, Mumpo, Togodi, walela, Tabuni, Wanimbo, Wandik, Yoman, dll. dan yang tidak disebutkan.
Itulah yang dimaksud, disebutkan dalam nama besar antara Wita – Waya, kedua sebutan Wita – Waya ini seperti kedua raja untuk mempermudah masuk dalam golongan mana, contoh ketika saat ditanya anda Wita atau Waya? Saya Wita berarti dia adalah saudarah atau musuh.
Dalam pencarian pacar atau jodohpun akan berlaku, berawal dari saat ditanya, disitulah akan mempermudah untuk melanjutkan hubungan dan beranggapan kalau dia adalah saudara saya atau musuh, musuh dalam hal pacaran artinya bisa berpacaran. itulah orang pegunungan Papua itu sendiri.
Ketidaktahuan atau lupa nama marga yang lainnya maka penulis tidak bisa mencamtumkan nama dari marga lain dalam sebutan nama marga diatas, karena diatas adalah bagaikan contoh garis besar dalam penulisan dari artikel ini, juga karena artikel ini ditulis untuk masalah jodoh atau kebiasaan saat perkawinan orang pegunungan Papua.
Sumber : https://wandikbobael.wordpress.com
NB: Copy artikel tolong sertakan penulisnya atau sumber link blog ini.

No comments: