Thursday, November 23, 2017

Surat Buat Perempuan Papua




Apakah anda bangga menjadi perempuan Papua? Ketika anda mendengar pertanyaan ini anda akan menjawab. Anda bangga. Jawaban ini benar, tetapi bagaimana jika sikap dan tindakan anda menunjukan.  Anda tidak lagi bangga menjadi perempuan Papua.

Beberapa kali saya pantau di Media sosial. Sebut saja Facebook, instagram, twitter, dan sebagainya.

Sedikit dari sekian banyak perempuan Papua  meribonding rambut keritingnya. Bukan hanya itu, mereka (perempuan Papua) juga beranggapan cantik itu harus putih dan berambut Panjang. Bagi saya pandangan dan sikap ini salah.

Persoalan utama yang akan saya bahas  diartikel ini. Bukan untuk melarang perempuan Papua tampil cantik atau pun  melarang hak pribadinya untuk mengekspresikan diri. Pada dasarnya perempuan wajib dan harus menjaga penampilanya.

Dan lebih tepatnya lagi persoalan yang  saya akan singgung di sini. Cantik itu tidak selalu berambut panjang, berambut sambung, dan berkulit  putih. Dengan demikian Catatan penting dari isi tulisan ini . Bukan bermaksud rasis.

 Apa yang salah dari perempuan Papua?

Secara psikologis saya yakin mindset perempuan Papua saat ini sudah teracuni dengan berbagai produk kecantikan di iklan TV. Sebut saja citra, biore, nivea, makarizo, ribonding, dan yang terakhir  rambut sambung.

Ketika menonton Tv saya pribadi sering bertanya. Produk-produk semacam ini ditayangkan seakan perempuan berkulit hitam dan berambut keriting  tidak bernilai, alias tidak cantik.

Selain itu saya sering bertanya apakah orang yang menayangkan iklan tersebut, tidak mengetahui. Beberapa pulau di negara ini dihuni bangsa melanesia  ras negroid.

Soalnya, jika kita ingin bertindak adil. Alasan mayoritas dan minoritas di negeri  ini tidak dapat dijadikan  tolok ukur untuk menayangkan iklan-iklan tersebut dengan tujuan mempromosikan produk- produk itu.

Sampai di sini saya simpulkan. Mungkin benar minoritas harus mengikuti mayoritas. Hal ini karena perempuan Papua pun mulai bangga jika rambutnya disambung, diribonding , dan  bangga jika kulitnya putih.

Ini artinya, perempuan Papua  pun bangga menggantukan indentitasnya pada produk-produk itu. Akhirnya, saya sendiri yang di permalukan.
 Setelah anda membaca setengah dari artikel ini. Anda mungkin melontarkan tanggapan seperti berikut.

Saya melakukan semua itu atas uang pribadi dan apa yang saya mau lakukan terhadap diri saya adalah hak saya. Bahasa gaulnya, "hak gua ko diurusin".

Tanggapan seperti ini benar. Bahkan sangat baik dan benar. Perlu anda ingat, saya juga tidak bermaksud untuk membatasinya. Saya hanya ingin menyampaikan "cantik itu tidak selalu putih dan berambut panjang. Seperti yang anda sering  temui  diiklan.

Saya menyinggung  ini karena sadar atau tidak  sadar. Ada menjadi konsumen terhadap produk-produk itu. Bukan hanya konsumen, tetapi anda menjadi penyumbang pendapatan mereka. Lebih jauh lagi. Anda malu dengan takdir anda sebagai seorang wanita  berkulit hitam dan berambut keriting.
 Perempuan  Papua yang  cantik versi saya
Foto Facebook Roberta Muyapa


Sejak kecil saya sering mendengar dua frasa yang sering digunakan untuk menggambarkan seorang perempuan yang elok dari sisi warna kulitnya. Hitam manis dan  putih mulus.

Menurut hemat saya, selama anda bisa di pandang hitam manis, mengapa  anda mencari ungkapan putih mulus. Apakah anda kurang puas?
Jika anda memiliki sedikit waktu. Silahkan menjawab pertanyaan di atas.
Dari dua frasa di atas yang lebih dominan di gunakan dalam ungkapan para pangeran. Frasa  hitam manis. Bukan putih manis. Soalnya frasa putih manis hanya ada di merek susu kaleng. Sebut saja " susu kental manis".

Selain itu saya pribadi berpandangan. Perempuan Papua akan terlihat natural ketika berkreasi  dengan apa adanya. Dalam artian tidak menjadikan produk- produk itu sebagai tolok ukur cantik atau tidaknya anda.

Mana faktanya?

Setelah saya membaca beberapa artikel. Saya ketahui bahwa di wilayah  asia seperti Indonesia misalnya. Definisi seorang perempuan yang cantik, kulitnya harus putih dan rambutnya panjang terurai. Jangan heran beberapa perempuan Papua pun termasuk di dalamnya.

Setelah itu saya melangkah lagi ke eropa. Ternyata di beberapa negara eropa banyak perempuan yang berlomba-lomba untuk menghitamkan kulitnya.

Seperti  yang disinggung di atas. Jangan heran, jika perempuan  asia berusaha belindung dari panas matahari, maka para perempuan di eropa  akan berjemur di bawa panas  matahari, untuk menghitamkan kulitnya. Jangan jauh- jauh, lihat saja di pantai kuta Bali. Mereka akan berjemur di bawa panas matahari  dengan tubuh terbungkus bikini.

 Anda masih kurang yakin? Berikut saya kutif pendapat Dr. Gloria Novelita, SpKK  dari liputan6.com.
Khususnya di asia, misalnya di Indonesia "Kulit putih masih menjadi tolak ukur untuk menilai kecantikan dari seorang wanita. Dampak dari persepsi yang salah membuat sejumlah wanita berani menempuh beragam cara agar dapat memiliki kulit putih. 
Mulai dari suntik vitamin C, suntik DNA, dan sejumlah jenis suntik lainnya rela mereka lakukan agar mendapatkan kulit putih berseri.
 Dari penjelasan ini saya harap anda bisa memahami. Sekurang-kurangnya  anda dapat  memposisikan diri anda sebagai perempuan Papua yang natural. Pengunan produk pemutih, ribonding rambut, dan rabut palsu bukan menjadi patokan cantik atau tidaknya anda.

 Kenyataanya  jika mayoritas  orang asia memandang cantik atau tidaknya seorang perempuan dari putih kulitnya. Di eropa banyak wanita yang mengingingkan kulitnya hitam.

Apa solusinya?

Pertama cantik atau tidaknya anda bukan dari anda menggunakan rambut palsu, pemutih kulit, ribonding rambut, tetapi bagaiman anda tampil natural tanpa menggantungkan kecantikan anda pada sebuah  produk. Anda mungkin malu  dan tidak puas dengan rambut keriting dan kulit hitam  anda, tetapi di luar sana  banyak orang yang berlomba-lomba menghitamkan kulitnya dan mengkeritingkan  rambut lurusnya.

Kedua setelah membaca artikel ini.  Anda dapat menentukan. Ingin seperti perempuan eropa atau perempuan asia khususnya Indonesia, yang untuk menjaga kemulusan kulitnya. Takut terkena panas matahari.

Ketiga saya yakin anda perna mendengar ungkapan seperti " yang original itu pasti mahal /kualitasnya terbukti" jika perna, rawat rambut dan kulit anda sebaik mungkin.  Saat ini anda memulai meskipun lama saya yakin rambut anda akan panjang dan kulit anda akan hitam manis, bahkan hitam mulus.

Perawatan rambut dan kulit anda dalam waktu yang lama juga dapat menentukan  keoriginalan rambut dan kulit anda. Karena yang ORI sudah pasti mahal, teruji, dan prosesnya lama. Jadi bukan sehari sudah rambut panjang. Karena yang murahan, cepat, dan mudah. Sudah pasti bajakan.

Keempat anda adalah perempuan Papua yang melahirkan saya. Sebagai seorang ibu anda bisa tunjukan kepada saya sebagai anak. Anda bukan mengejar jalan pintas tapi kedewasaan dan jiwa keibuan yang perna ada pada mama-mama Papua sebelumnya.


JIka anda seorang perempuan Papua yang membaca artikel ini. Sekarang anda dapat menentukan  pilihan anda. Apakah anda ingin terus  menggantungkan  kecantikan anda pada sambung rambut, ribonding rambut, dan komestik pemutih kulit lainya. Atau ada  akan menggunakannya sebagai pelengkap kecantikan  natural anda.
Mulailah meninggalkan jalan pintas yang biasa anda tempuh. Jika ingin hitam manis dan berambut panjang rawatlah dari  sekarang. 

Terlepas dari isi artikel ini. Saya hanya menulis pandangan saya terhadap fenomena saat ini. Pilihannya ada pada diri anda sendiri. Selain itu perlu untuk anda ketahui saya menulis artikel ini berangkat dari  kecintaan  saya terhadap perempuan Papua yang melahirkan, membesarkan dan mencintai saya.

Setelah membaca artikel ini. Apa pendapat anda? Makian dan cacian dari anda pun, saya telah memutuskan untuk menerimanya.

Penulis : Ayob Tabuni






No comments: