Thursday, November 23, 2017

Seandainya Indonesia Tidak Merampas Papua, Papua Pasti Sama Dengan Negara Lain, Maju!

Seandainya Papua tidak dianeksasi atau tidak dipaksakan ke dalam bingkai NKRI, Papua pasti sama dengan Negara-negara lain di dunia ini, memiliki presiden, UUD yang mengatur diri sendiri, mandiri dan lain sebagainya sesuai dengan persaingan adanya. Indonesia telah berdosa besar atas kesalahan terhadap nasip kehidupan orang Papua waktu itu dan sampai kini”
Judulnya lebay sekali, seperti cerita Anak-anak saja, Anak-anak yang sedang lagi membanding-bandingkan tentang orangtua mereka.
Hm, Tapi bisa sama di dunia dewasa. Sebelum kesana ini ada cerita masa kecil, dan pasti ada di masa kecil kamu juga, hehe.
Di sore hari, waktu itu ketika usia SD, bersama teman saya kami bercerita tentang kehebatan orangtua kami, ayah saya seorang tukang kebun kopi dan ayah teman saya seorang TNI. Ketika itu teman saya mengakatan jika ayahnya adalah seorang TNI dan biasa menerbangkan pesawat sambil terjun payung, ya saya percaya saja sambil rasa heran kehebatan ayahnya, namanya juga Anak-anak. Dan sayapun menyangapi, “Seandainya ayahku sama dengan ayah kamu pasti ayah saya juga bisa menerbagkan pesawat” kataku.
Ternyata artikel ini seperti kisah masa Anak-anak tadi. Seandainya saja orang Papua tahu dan bisa melawan saat itu seperti Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) yang adalah konflik 2 tahun yang dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada tanggal 19 Desember 1961 oleh Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.(wikipedia). Kemudian Papua dirampas atau diaknesasi oleh Indonesia pada 1 Mei 1963 dan Indonesia menglaim ‘Hari Integrasi’ atau kembalinya Papua Barat kedalam pangkuan NKRI.
Lalu saat itu Papua sesudah merdeka atau belum?
Menurut sejarah dalam laman papuapost.com 1 Desember 56 tahun lalu ialah penentuan kelengkapan negara, yang akan diproklamirkan 10 tahun kemudian, menurut rencana Belanda dan New Guinea Raad waktu itu, yaitu
1. Menetukan nama Negara : West Papua (BUKAN Papua Barat)
2. Menentukan nama Bangsa: Papua (BUKAN bangsa Papua Barat)
3. Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua
4. Menentukan bendera Negara : Bintang Kejora
5. Lambang Negara Papua Barat adalah: Burung Mambruk dengan semboyan “One People One Soul”.
6. Menentukan bahwa bendera Bintang Kejora akan dikibarkan pada 1 November 1961.
Proklamasi yang dijanjikan oleh Belanda akan diberikan dalam tempo 10 tahun (1 Juli 1970) tetapi Belanda mengingkari janjinya atas desakan dari Blok Barat waktu itu, sehingga terpaksa bangsa Papua harus memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 1 Juli 1971, setahun setelah Belanda mengingkari janjinya.
Artinya menyelang kemerdekaan dan semangat pemuda Papua saat itu dipatahkan oleh NKRI, yang adalah Indonesia menglaim ‘Hari Integrasi’ atau kembalinya Papua Barat kedalam pangkuan NKRI sampai sekarang.
Dengan demikian Papua dalam NKRI sudah jelas Indonesia berhasil, memiskinkan orang Papua, berhasil membuat orang Papua terbelakang, berhasil membuat orang Papua dalam genosida, berhasil membuat orang Papua bodoh dan sering dianggap orang Papua primitif, yang adalah kesalahan Indonesia. Seandainya Papua tidak dianeksasi atau tidak dipaksakan ke dalam NKRI Papua pasti sama dengan Negara-negara lain di dunia ini, memiliki Presiden, UUD, mengatur diri sendiri dan mandiri. Indonesia telah berdosa besar atas kesalahan terhadap nasip kehidupan orang Papua waktu itu sampai kini.
Kembali lagi ke awal cerita anak, “Seandainya ayahku sama dengan ayah kamu pasti ayah saya juga bisa menerbangkan pesawat”. Seperti itulah jika Papua tidak dengan Indonesia.

Penulis : Ayob Tabuni

No comments: