Seandainya Papua tidak dianeksasi atau
tidak dipaksakan ke dalam bingkai NKRI, Papua pasti sama dengan Negara-negara
lain di dunia ini, memiliki presiden, UUD yang mengatur diri sendiri, mandiri
dan lain sebagainya sesuai dengan persaingan adanya. Indonesia telah berdosa
besar atas kesalahan terhadap nasip kehidupan orang Papua waktu itu dan sampai
kini”
Judulnya lebay
sekali, seperti cerita Anak-anak saja, Anak-anak yang sedang lagi
membanding-bandingkan tentang orangtua mereka.
Hm, Tapi bisa sama di dunia dewasa.
Sebelum kesana ini ada cerita masa kecil, dan pasti ada di masa kecil kamu
juga, hehe.
Di sore hari, waktu itu ketika usia
SD, bersama teman saya kami bercerita tentang kehebatan
orangtua kami, ayah saya seorang tukang kebun kopi dan ayah teman saya
seorang TNI. Ketika itu teman saya mengakatan jika ayahnya adalah seorang TNI
dan biasa menerbangkan pesawat sambil terjun payung, ya saya percaya saja
sambil rasa heran kehebatan ayahnya, namanya juga Anak-anak. Dan sayapun
menyangapi, “Seandainya ayahku sama dengan ayah kamu pasti ayah saya juga bisa
menerbagkan pesawat” kataku.
Ternyata artikel ini seperti kisah masa
Anak-anak tadi. Seandainya saja orang Papua tahu dan bisa melawan saat itu
seperti Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat) yang adalah konflik 2 tahun yang
dilancarkan Indonesia untuk menggabungkan wilayah Papua bagian barat. Pada
tanggal 19 Desember 1961 oleh Soekarno (Presiden Indonesia) mengumumkan
pelaksanaan Trikora di Alun-alun Utara Yogyakarta. Soekarno juga membentuk
Komando Mandala. Mayor Jenderal Soeharto diangkat sebagai panglima. Tugas
komando ini adalah merencanakan, mempersiapkan, dan menyelenggarakan operasi
militer untuk menggabungkan Papua bagian barat dengan Indonesia.(wikipedia).
Kemudian Papua dirampas atau diaknesasi oleh Indonesia pada 1 Mei 1963 dan
Indonesia menglaim ‘Hari Integrasi’ atau kembalinya Papua Barat kedalam pangkuan
NKRI.
Lalu saat itu Papua sesudah merdeka atau
belum?
Menurut sejarah dalam laman papuapost.com
1 Desember 56 tahun lalu ialah penentuan kelengkapan negara, yang akan
diproklamirkan 10 tahun kemudian, menurut rencana Belanda dan New Guinea Raad
waktu itu, yaitu
1. Menetukan nama Negara : West Papua (BUKAN Papua Barat)
2. Menentukan nama Bangsa: Papua (BUKAN bangsa Papua Barat)
3. Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua
4. Menentukan bendera Negara : Bintang Kejora
5. Lambang Negara Papua Barat adalah: Burung Mambruk dengan semboyan “One People One Soul”.
6. Menentukan bahwa bendera Bintang Kejora akan dikibarkan pada 1 November 1961.
1. Menetukan nama Negara : West Papua (BUKAN Papua Barat)
2. Menentukan nama Bangsa: Papua (BUKAN bangsa Papua Barat)
3. Menentukan lagu kebangsaan : Hai Tanahku Papua
4. Menentukan bendera Negara : Bintang Kejora
5. Lambang Negara Papua Barat adalah: Burung Mambruk dengan semboyan “One People One Soul”.
6. Menentukan bahwa bendera Bintang Kejora akan dikibarkan pada 1 November 1961.
Proklamasi yang dijanjikan oleh Belanda
akan diberikan dalam tempo 10 tahun (1 Juli 1970) tetapi Belanda mengingkari
janjinya atas desakan dari Blok Barat waktu itu, sehingga terpaksa bangsa Papua
harus memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 1 Juli 1971, setahun setelah
Belanda mengingkari janjinya.
Artinya menyelang kemerdekaan dan semangat
pemuda Papua saat itu dipatahkan oleh NKRI, yang adalah Indonesia menglaim
‘Hari Integrasi’ atau kembalinya Papua Barat kedalam pangkuan NKRI sampai
sekarang.
Dengan demikian Papua dalam NKRI sudah
jelas Indonesia berhasil, memiskinkan orang Papua, berhasil membuat orang Papua
terbelakang, berhasil membuat orang Papua dalam genosida, berhasil membuat
orang Papua bodoh dan sering dianggap orang Papua primitif, yang adalah
kesalahan Indonesia. Seandainya Papua tidak dianeksasi atau tidak dipaksakan ke
dalam NKRI Papua pasti sama dengan Negara-negara lain di dunia ini, memiliki
Presiden, UUD, mengatur diri sendiri dan mandiri. Indonesia telah berdosa besar
atas kesalahan terhadap nasip kehidupan orang Papua waktu itu sampai kini.
Kembali lagi ke awal cerita anak,
“Seandainya ayahku sama dengan ayah kamu pasti ayah saya juga bisa menerbangkan
pesawat”. Seperti itulah jika Papua tidak dengan Indonesia.
Penulis
: Ayob Tabuni
No comments:
Post a Comment