Thursday, November 23, 2017

Ulasan Buku : Mama Sally Dan Perjuangan Perempuan Jayawijaya



Ketika masyarakat di belahan dunia sedang ramai membicarakan peran perempuan, maka di Lembah Balim-Jayawijaya Papua pergulatan yang sama terjadi pula. Ini juga alasan dari penulisan dan penerbitan buku ini.

Buku ini secara khusus menceritrakan tentang kiprah seorang aktivis perempuan Jayayawijaya, Salomina Yaboisembut atau biasa dipanggil Mama Sally. Melalui Yayasan Humi Inane yang dipimpinnya dia bergelut dengan persoalan perempuan.Beliau memulai karir sebagai petugas pastoral, guru, aktivis kemanusiaan hingga kemudian menduduki kursi legislatif DPRD Jayawijaya. 




JUDUL           : Mama Sally dan Perjuangan Perempuan Jayawijaya
PENULIS       : Benjamin Tukan
PENERBIT     : Humi Inane-Jayawijaya, 2008
HALAMAN     : xxv + 228
ISBN                : 978-979-19127-0-9
Apa yang dikerjakan oleh Mama Sally yang banyak diceritrakan dalam buku ini, sebenarnya bukan persoalan Mama Sally seorang diri, melainkan pergulatan dari banyak perempuan di Jayawijaya dan juga di Papua umumnya.

Sebagaimana perjalanan karir Mama Sally yang lebih banyak di bidang pendidikan, maka dari apa yang diuraikan dalam buku ini, nampak terlihat bagaimana peran beliau ketika memimpin sebuah asrama yang anggotanya adalah generasi perempuan Papua.

Pendidikan termasuk asrama memang hal yang penting diperhatikan di Tanah Papua, karena memang banyak sekali kampung yang terletak dari jauh dari sekolah. Asrama yang dikelola secara baik akan dapat lebih efektif bagi tumbuh kembangnya generasi muda termasuk perempuan didalamnya.

Dari pengasuhan pada pendidikan asrama, perhatian pun tertuju pada Mama Sally sebagai seorang perempuan Papua ingin agar masyrakatnya jangan sampai tertinggal dalam hal pendidikan. Hal yang sama ketika beliau harus terlibat dalam berbagai persoalan yang menyangkut hak-hak masyrakat dan hak perempuan dengan menakodahi Yayasan Humi Inane.

Ketika Mama Sally terjun dalam politik, sebagai perempuan tentu tugas ini sungguh menantang terlibih kehadirannya harus pula menjawabi satu persoalan pokok yakni keterlibatan perempuan di bidang politik sekurang-kurangnya dapat memberikan sumbangan positif bagi kemajuan masyarakat  terlebih pada level pengambilan keputusan.

Tujuan politik sebenarnya mengusahkan tercapainya kepentingan umum atau kesejahteraan bersama semua warga masyarakat. Tujuan ini pun menjadi peringatan awal agar para politisi tidak tergoda menjadi jagoan dalam akrobat kata-kata untuk memperoleh keuntungan diri sendiri, pencitraaan ataupun hendak mempertahankan kekuasaan.Sebagai politisi kepadanya dituntut untuk menjadi ahli runding untuk mencapai kesepakatan semua golongan dalam hal menyangkut kesejahteraan bersama.

Seluruh perjalanan Mama Sally sekurang-kurangnya hingga buku ini diterbitkan tahun 2008 terangkum dengan baik dalam buku ini. Tentu saja ini adalah permulaan yang sangat baik untuk mengungkapkan peran perempuan dalam masyarakatnya yang kemudian memberikan sedikit banyak pengetahuan bagi pembaca tentang masyarakat yang menjadi perhatian buku ini.

Buku ini terdiri dari enam bagian meliputi (1) Mama Sally dan Lembah Balim, (2)Mama Sally, Keluarga, dan Sekolah; (3) Mama Sally, Petugas Pastoral, Guru dan Ibu Asrama; (4) Mama Sally dan Pemberdayaan Perempuan; (5) Mama Sally dan Perempuan Politik; dan (6) Kesan dari Mantan Guru, Sahabat dan Rekan Kerja. (BN)




No comments: