Photo :VIVA.co.id/Zulfikar Husein
Masalah sosial dan kemiskinan telah
memaksa banyak perempuan Papua menjadi tulang punggung keluarga tanpa kehadiran
suami. Mereka telah kehilangan suami mereka, karena ditangkap, dibunuh, atau
bahkan hilang tak jelas rimbanya.
Masalah perempuan Papua menjadi topik utama
dalam parade budaya bertajuk 'Sa Ada di Sini: Suara Perempuan Papua Menghadapi
Konflik yang Tak Kunjung Usai' di Goethe Institute, pada 7-8 Oktober 2017.
Acara ini digelar oleh Asia Justice And Rights bersama Papua Women
Working Group.
Dalam sesi diskusi dan pemaparan,
salah seorang aktivis pembela hak-hak perempuan Papua, Frida Klasim
menjelaskan, masalah perempuan di Papua saat ini adalah kondisi di mana mereka
memegang penuh kendali perekonomian keluarga, dengan sejumlah tantangan yang
harus mereka hadapi dalam kesehariannya.Hal itu tercermin dari padatnya
aktivitas harian mereka, mulai dari urusan domestik rumah tangga, bahkan hingga
aspek ekonomi yang harus mereka tanggung sendiri dengan berkebun demi
menghidupi keluarganya.
Frida yang juga merupakan anggota DPP
Perwakilan Adat Papua Barat itu mengatakan, salah satu penyebab dominannya
peran perempuan dalam ekonomi harian masyarakat Papua adalah banyak dari suami
mereka yang ditangkap, dibunuh, atau bahkan hilang tak jelas rimbanya.
Oleh karenanya, dia pun menyerukan
adanya upaya pengorganisiran para wanita, tulang punggung keluarga, agar
tercipta suatu bentuk solidaritas di antara mereka.
"Karena hal ini luar biasa dari
segi potensi perempuan Papua. Tapi sayangnya belum dikoordinasi dengan
baik," kata Frida.
Masalah
kesehatan
Di satu sisi, Frida juga mengakui
bahwa dengan beban hidup yang sedemikian berat tersebut, banyak perempuan Papua
yang mengalami masalah kesehatan yang belum terdeteksi.
"Ada banyak masalah dari
kesehatan tubuh mereka. Salah satu masalahnya adalah jauhnya jarak dari sumber
ketersediaan air bersih dengan rumah mereka," kata Frida.
"Padahal kita tahu bersama bahwa
air ini adalah hal yang utama dari segala aktivitas mereka, mulai dari kebun
hingga di rumah," ujarnya menambahkan.
Maka, Frida pun berharap agar
kanal-kanal ketersediaan air yang saat ini masih sangat minim di sejumlah
wilayah Papua, bisa segera mendapat uluran tangan dari pemerintah agar bisa
dijaga ketersediaannya.
"Karena soal kebutuhan akan air
ini harus diutamakan. Sebagai kebutuhan dasar, hal ini tentunya sangat penting
sebagaimana aspek transportasi yang juga harus mendukungnya," ujarnya.
No comments:
Post a Comment